Looking For Translator?

Mereka Siapa?



Hei, kenalin aku Hanif, siapapun kalian aku salut sama kalian yang bisa sampe nyasar ngebaca tulisan ini. Makasih yak udah nyempetin buat baca ini. Sampe sampe sekarang aku tuh masih bingung buat mengetahui siapa aku yang sebenarnya. Aku ngga tau.... bener-bener ngga tau... sekarang umurku sudah di kepala 2. Namun aku belum sedewasa itu untuk menjadi orang yang memiliki kepala 2. Aku merasa aku punya banyak teman, dan aku menganggap dekat setiap orang yang sering bareng denganku. Tapi... perasaan deket ya relatif. Bisa jadi kita menganggap dekat dengannya, namun belum tentu sebaliknya.
Semakin kesini, usia kita akan semakin berkurang. Namun tidak begitu dengan pengalaman yang kta miliki. Pengalam kita akan terus berkembang seiring dengan jumlah orang yang singgah dalam hidup kita. Semakin hari, kita akan mnegenal banyak orang. Semakin banyak orang yang kita kenal, maka seharusnya kemampuan kita untuk bisa memahami apa yang disebiut sifat manusia.
Aku menganggap setiap orang adalah teman... aku tidak tau apa yang dimaksud dengan istilah musuh, lawan, rival, ataupun hater. Tapi apabila ada orang yang awalnya deket sama kita, terus secara instan ataupun bertahap mereka mengalami perubahan sifat. Maka mereka bisa kita golongkan sebagi orang yang saya sebut diatas.
Kita bisa dengan mudah akrab kepada seseorang, tapi bisa juga dengan mudah kita jauh dengan orang tersebut. Ikatan keakraban diatur oleh perkataan dan sikap diri kita sendiri. Apabila kita mengalami hal tersebut, jangan kita dengan mudah menyalahkan, menjudge bahwa hanya kita yang benar. Tidak selamanya orang lain yang punya kesalahan. Kita juga harus bijak untuk bisa mengkoreksi diri. Terkadang banyak kesalahan yang tanpa kita sadari telah melukai orang-orang terdekat kita. Tidak semua orang bisa me-resis­t­ tingkah laku khas kita. Kita selalu menuntut orang lain agar mampu menerima kita secara berlebih.
Kalian tau, hal tersebut selalu terjadi pada diriku. Aku punya banyak teman, tidak hanya teman, bahkan sahabat, karib, maupun orang yang sudah aku anggap keluarga. Tapi menurutku aku tidak terlalu merasakan kehangatan akrabnya tali silaturrahim tersebut. Kadangkala aku merasakannya, namun lebih banyak aku merasa kalo aku tuh sebenernya sendiri. Aku merasa mereka semua semu. Memang dari diriku sendiri ya... lebih banyak memilih untuk menyendiri ketimbang bergabung... karena itu, sampe sekarang akutuh ngga tau siapa yang bener-bener temenku.
Semakin kesini ya.. aku sadar kalo memang dari akunya sendiri terlalu banyak kesalahan. Aku sadar kalo banyak orang yang menjauh bukan karena mereka yang sombong, ataupun mereka tidak menyukai tingkah laku ku. Tapi ya ... terkadang orang-orang yang sepertiku harus di beri punishment agar aku jauh lebih sadar kalo memang aku yang salah.
Tapi merupakan suatu kesalahan yang besar apabila kita terlarut dalam suatu penyesalan. Karena itu tidak akan meyelesaikan permasalahan. Permasalahan hanya akan terselesaikan dengan SATU KATA ‘maaf’.... ya.... permintaan maaf yang tulus akan memperbaiki semua kesalahan... percaya ga percaya begitulah keadaannya. Namun, kita kadang berat untuk mengungkapkan kata maaf dengan hati yang tulus. Makanya kita masih menganggap kata maaf pun masih belum cukup.
.
.
.
.
Hanif J

Tugas Bahasa Indonesia Menulis Cerpen

Gelisah di Antara Pilihan

Tidak terasa bahwa aku telah memasuki babak terakhir menempuh pendidikan di jenjang sekolah pertama. Bagiku waktu telah berlalu begitu cepat. Berakhirnya masa SMP bukan bearti berakhirnya masa pendidikan.
Ujian Nasional, banyak orang yang takut mendengar kalimat UN. Tidak halnya dengan aku dan temanku Ahmad. Ya..... Ahmad. Ia temanku satu bangku selama 3 tahun di SMP, entah kenapa aku bisa sekelas dengan si Ahmad.
Banyak orang yang kesal dengan tingkah lakuku, mulai dari sering ngupil sembarang, tidak pernah berhenti ngoceh, dan sifat-sifat aneh lainnya.  Dan, hanya  beberapa orang yang bisa menerimaku apa adanya. Yaitu Gerry, Arif, Fadli, Jibran, Andi, Rafi, dan Ahmad. Menurutku hanya Ahmah satu-satunya orang yang ku anggap berkesan. Setiap hari kulalui dengan senyuman walau sering kali Aku dan Ahmad bertengkar. Karena jika ada satu kata yang kami ucapkan salah, dari perkataan itu bisa menjadi topik perdebatan diantara kami. Namun, hal tersebut tidaklah membuat pertemanan kami menjadi retak. Tidak hanya perdebatan, tawa dan canda justru lebih sering kami alami. Sampai-sampai suara kami terdengar hingga ketelinga guru yang sedang mengajar.
Kami memiliki rumah yang berlawanan arah. Ahmad pulang ke Plaju, sedangkan aku pulang ke arah Kertapati. Sempat juga masalah pembangunan Fly Over Simpang Jakabaring menjadi penyebab perdebatan yang kami alami. Rumah yang berjauhan bukan sebuah halangan kami untuk menjadi sahabat. Jika malam minggu sering Ahmad mengajak aku dan rombonganku menginap dirumahnya.
Bagiku, waktu berjalan terlalu cepat. Aku dan teman-temanku merasa sedih karena Ujian Nasional sudah didepan mata. Kami tidak takut untuk menjalani ujian, tetapi kamih sedih karena berakhirnya masa SMP dapat membuat kami saling menjauh, karena kami memiliki tujuan masuk SMA yang berbeda.
Ujian Nasional telah didepan mata, dan berlalu begitu saja. Semenjak ujian berlalu, hubungan kami mulai merenggang. Teman- Temanku sudah memiliki pilihan. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.  Tidakhalnya denganku yang masih bingun dengan pilihan SMA yang akan aku masuki.
Si Jibran ingin melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren di Bekasi, Gerry ke SMA 1, Arif ke MAN 3, Fadli mau masuk SMA Az-zahra dan Ahmad masuk SMA 8. Aku dan Rafi memiliki jalur masuk yang berbeda dari mereka  ber-5. Karena mereka masuk akan masuk SMA melalui jalur tes. Sedangkan aku dan Rafi memilih masuk jalur PMPA. Rafi memilih SMA 3 karena ia berfikir memiliki peluang untuk diterima. Dan aku memilih SMA 10 karena tidak ada siswa yang memilih jalur PMPA ke SMA 10.

Dengan bangganya aku mengumbar-ngumbar bahwasannya aku masuk SMA lewat jalur pmpa. Pada saat aku menyerahkan berkas, awalnya diterima oleh Bu Maya. Tapi, bu Maya terlihat kebingungan dengan pilihan saya. Ia sedikit tercengan dengan pilihanku yang ingin masuk Smanpoel.
Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh bu Maya kepadaku dan aku menjawabnya dengan tenanng. Terakhir bu Maya bertanya “Nif..... jawab sekali lagi. Yakin nian dak kau nak masuk SMA 10??”. Dengan semangat aku menjawab “100% yakin Buk......”. lalu bu Maya langsung menyimpan data-data yang telah kuserahkan kepadanya.
Mungkin karena SMP ku adalah sekolah unggulan, jadi banyak SMA Negeri yang memberikan kuota jalur pmpa ke sekolahku. Aku memilih SMA 10 karena tidak ada siswa yang memilih sekolah itu dengan alasan Smanpul  bukanlah sekolah unggulan dan hanya berstatus Negeri Reguler.
Selepas dari sekolah, dirumah aku memberikan kabar tersebut kepada kedua orang tuaku. Wajar jika mereka  sangat bangga dengan hal yang  telah kulakukan tadi. Karena mereka memiliki pendapat yang sama denganku. Bapak dan Ibuku berpendapat jika aku lulus jalur pmpa, maka aku tidak harus susah payah untuk berjualng lagi pada seleksi masuk SMA. Rasanya sangat bangga karena aku telah mengurangi beban orang tuaku.
Ibuku berkata “sukurlah Nif kau pacak masuk jalur pmpa”. Kujawab “emang ngapo mak???”. “jaman sekarang ni lah gilo.. kalo kito dak punyo pegangan, kito dak bakal lulus masuk negeri. Setau ibu, Sma 10 tuh lah lumayan bagus”. 
Dua hari telah berlalu dari penyerahan berkas jalur pmpa. Hari ini adalah hari terakhir penyerahan berkas. Dua hari bagiku adalah masa-masa yang sangat sulit. Banyak teman yang mencemooh pilihanku. Salah satunya Rahmad “Nif.. madakke kau masuk smanpul. Kautuh alumni spensa”. Aku hanya menjawab “dakpapo mad, lagi pulok akukan masuknyo jalur pmpa. Jadi ati aku dak kelah bedebar-debar nungguke pengumuman”. “yosudahlah dakpapo. Tapi smanpultuh sekolah reguler, sekolah biaso, dakdo unggulan, lah mantep nian apo??”.  Mendengar kata-kata itu aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman.
Dari tampang luar memang aku terlihat bahagia dengan pilihanku. Bagus di luar bukan bearti bagus juga yang didalam. Seketika hatiku seraya mengatakan “cabut bae Nif keputusan kau nak masuk smanpul”.  Desakan hati tersebut semakin membesar karena adanya faktor hasutan dari orang-orang yang ada disekelilingku. Dan banyaknya teman-teman yang baik denganku masuk SMA 3 (SMANTA). Sehingga membuat pendirianku goyah. Dan ingin masuk Smanta.
Disetiap sujud aku terus berdoa kepada-Nya “Ya Allah mantapkanlah hati Hanif...” karena hanya Ia lah satu-satunya tempatku memohon pertolongan. Dalam dua hari tersebut, aku kesana kesini mencurahkan isi hati sekaligus minta pendapat. Pak Maryono guru Konselingku menyarankan untuk tetap memilih SMA 10, karena aku sudah bisa dipastikan menjadi siswa disana, sedangkan di Smanta.... aku masih harus berjuang. Tetapi, pendapat Pak Maryono bertolak bekang dengan pendapat sahabatku Rafi. Ia berkata “Jadi... cubo kau pikirke dalem-dalem.... kalo kau sekolah di SMA 10, tapi hati kau dakdo disano... itu percuma bae Nif. Malahan nambahi beban hati kau bae. Jadi lemaklah kau cabut bae pmpa kau. Kau pilihlah SMA yang  memang cocok di hati kau”  .   “baiklah. Pmpa bakal kucabut, terus aku pilih SMANTA. Terus cak mano dengen kau?? Kau lah mantep belom dengen pilihan kau”.....  “ aku jugo nyesel masukke data aku ke Smanta, soalnyo sepupu-sepupu aku tuh  sekolah di jubel galo. Jadi aku bedoa terus supaya dak lulus pmpa smanta”....
Setelah ku Kudapatkan kemantapan hati, aku langsung menghadap bu Maya untuk melapor bahwa aku mengundurkan diri dari pmpa SMA 10. “Nak apo lagi kau nif??” tanya Bu Maya. Dengan semangat aku menjawab. “Bu, aku nak ngambek data aku. Aku nak masuk Smanta, dak jadi aku masuk Smanpul”.   “yosudah..... tunggu yo. Ibu ambek dulu data kau..... soalnyo ibu jugo lesu nak ngantarke berkas ini ke smanpul. Soalnyo Cuma kau sendirian yang daftar ke SMA 10”.
Selepas dari ruangan bu Maya akupun sujud sukur karena apa yang aku harapkan telah diwujudkan-Nya. Air mata haru terus bercururan. Lalu, kutemuilah si Rafi dan kukatakan bahwa aku akan segera menyusulnya masuk Smanta.
Setelah sekian hari berlalu, dan hari ini adalah hari kelulusan masuk SMA jalur pmpa. Kubuka website SMA 3, ternyata.....  sosok teman yang memotivasiku untuk masuk Smanta dinyatakan tidak lulus jalur pmpa. Jujur aku sangat sedih. Tapi, Rafi sangat bahagia karena ia dapat mewujudkan harapannya untuk masuk SMA 17.
Tepat tanaggal 10 Juni 2015, kami mendaftarkan diri ke masing-masing sekolah yang kami tuju. Setelah mengikuti tes akademik. Perasaanku sangat berdebar-debar menunggu hasil seleksi tersebut. Menunggu hari berganti hingga 29 Juni kurasakan seperti menunggu kucing mengeluarkan tanduk.
Tanggal 29 Juni 2015 adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh siswa yang akan masuk SMA Negeri. Kubuka komputerku, kulihat website pendaftaran, kupilih SMA 3, aku terus mencari namaku, ternyata namaku masuk peringkat 90 Besar. Spontan aku teriak, tangisan haru terulang lagi dan kupeluk sang ibu. Ibuku pun ikut terharu, karena hasil perjuanganku selama ini tidaklah sia-sia. Bukan hanya ingin melihat namaku, aku juga mencari nama-nama temanku yang tersebar di website sekolahnya masing-masing. Alhamdulillah...... semua sahabat-sahabatku diterima di sekolah yang sangat mereka tuju.
Sedihnya bukan main, terpisah dari sahabat hal tersulit yang harus aku alami. Ada pepatah “dimana ada pertemuan, pasti ada perpisahan”. Aku berterima kasih yang sangat besar kepada Allah swt. Berkat petunjuknya melalui Rafi, aku diarahkan kesekolah yang tepat untuk diriku. Persahabatan kami ber-7 telah dibatasi jarak. Tetapi itu tidaklah membuat kami menjauh.
Babak baru dimulai. Setelah melalui Masa Orientasi, aku mendapatkan jurusan Sosial. Aku masuk kelas IPS 1. Dalam perjalananku menuju lantai 3, yaitu letak kelasku berada, banyak orang yang menangis karena tidak bisa mendapatkan jurusan Ilmu Alam. Aku  sih tetap bangga walaupun dijuruskan di Ilmu Sosial, dengan demikian aku akan memiliki jiwa sosial yang tinggi kelak nanti. AMIN!!!!.
Pertama kali aku masuk di IPS 1, aku tak menyangka bahwa ada 45 murid dikelas itu, dalam ekspetasiku murid dikelas itu mentok 32 siswa. Belajar duduk dilantai adalah hal yang baru bagiku, karena aku tidak kebagian kursi dikelas itu. Hal ini hanya berlangsung 2 hari, dihari ketiga, jumlah siswa  IPS 1 drastis menurun karena banyak yang pindah ke IPA. Aku mendapatkan tempat duduk ysng paling depan, dan partner dudukku bernama Prabu. Sekitar hari kelima sekolah, aku mendapatkan sahabat baru, awalnya sih... Cuma sksd, tapi si cewek ini lumayan seru. Namanya Sherla. Panggilannya Lalak.
Aku baru tau kalau hari kedua ia berada dikelasku adalah hari ulangtahunnya. Aku diajak Latansa dan Lovia untuk merayakan ulang tahun Lalak dikostan nya Putri. Semakin hari, jalinan persahabatan kami semakin erat. Pasang Surut pertemanan selalu terjadi diantara kami.
Setahun telah berlalu, kami beranjak kekelas 11,  sejauh ini sifat mereka tetap tidak berubah, aku juga sudah memiliki banyak teman. Pasang Surut pertemanan juga tetap terjadi walaupun kami sudah lama berkumpul, perdebatan canda, tawa, tangis, suka, maupun duka telah kami rasakan.

Selain Lalak, Latansa, Dewinta, dan Prabu, sahabatku juga bertambah seirig berjalannya waktu. Syaipan, Alfat, Sari, Faris, Tita, Deventri, dan Yusida.... mereka lah sahabat-sahabat yang aku dapatkan dari Organisasi yang aku cintai. PRASMANTA.... dikelas juga.. teman baikku juga bertambah.......

Kerajaan Sriwijaya, Peninggalan, Budaya, Pemerintahan dan Perkembangan


Ö      Kerajaan Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya) adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti bercahaya dan wijaya berarti kemenangan.

Ö      Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.

A.      Historiografi
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.

Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-tsi atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali, kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj dan Khmer menyebutnya Malayu. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang adanya 3 pulau Sabadeibei yang kemungkinan berkaitan dengan Sriwijaya.

Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang). Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu tidak di kawasan tersebut, jika Malayu pada kawasan tersebut, ia cendrung kepada pendapat Moens, yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (provinsi Riau sekarang), dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing, serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus). Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah sekarang).

B.       Pembentukan dan pertumbuhan
Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim, namun kerajaan ini tidak memperluas kekuasaannya di luar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat.

Kekaisaran Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai dengan catatan I Tsing, dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Di abad ke-7 ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Malayu dan Kedah menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya. Berdasarkan prasasti Kota Kapur yang yang berangka tahun 686 ditemukan di pulau Bangka, kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera, pulau Bangka dan Belitung, hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.

Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya, menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7, Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri imperium Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya di abad yang sama. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.

Setelah Dharmasetu, Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.

C.      Agama dan Budaya
Sebagai pusat pengajaran Buddha Vajrayana, Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I-Tsing, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studinya di Universitas Nalanda, India, pada tahun 671 dan 695, serta di abad ke-11, Atisha, seorang sarjana Buddha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet. I-Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.

Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh budaya Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9, sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu beserta kebudayaannya di Nusantara.

Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama muslim dari Timur Tengah. Sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya.
Ada sumber yang menyebutkan, karena pengaruh orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka raja Sriwijaya yang bernama Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adala
h masyarakat sosial yang di dalamnya terdapat masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Pada salah satu naskah surat yang ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) berisi permintaan agar khalifah sudi mengirimkan dai ke istana Sriwijaya.

D.      Perdagangan
Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassalnya di seluruh Asia Tenggara.

E.       Masa Keemasan
Kemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim, mengandalkan kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.

Sriwijaya juga disebut berperan dalam menghancurkan kerajaan Medang di Jawa, dalam prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana Haji Wurawari dari Lwaram yang kemungkinan merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh.

F.            Struktur Pemerintahan
Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadātuan, vanua, samaryyāda, mandala dan bhūmi.

Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang didalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan Sriwijaya.

Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan dalam struktur pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya.



G.      Warisan dan Peninggalan Sejarah
Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya di masa lalu.

Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia. Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan. Bagi penduduk Palembang, keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.\

1.      Prasassti Kedukan Bukit                          5.  Prasassti Palas Pasemah
 






2.      Prasassti Kota Kapur
 

6.  Prasassti Karang Berahi
 








3.      Prasassti Telaga Batu
 

7.  Candi Muaro jambi
 







4.      Prasassti Talang Tuo
8.  Candi Muaro Takus

 





Dampak Letudan Gunung Api dan Ciri-ciri Gunung Akan Meletus

Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi.
           
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Ciri-ciri gunung berapi akan meletus

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
·         Suhu di sekitar gunung naik.
·         Mata air menjadi kering
·         Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
·         Tumbuhan di sekitar gunung layu
·         Hewan di sekitar gunung bermigrasi, kelihatan gelisah

Hasil letusan gunung berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Ø  Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lainKarbon monoksida (CO), Karbon dioksida(CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.



Ø  Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Ø  Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Ø  Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Ø  Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Dampak Negatif 
1.        Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2.        Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3.        Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
4.        Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5.        Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.


Dampak Positif Letusan Gunung Berapi
1.      Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas.
2.      Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
3.      Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
4.      Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
5.      Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
6.      Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.

7.      Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.