Looking For Translator?

Tugas Bahasa Indonesia Menulis Cerpen

Gelisah di Antara Pilihan

Tidak terasa bahwa aku telah memasuki babak terakhir menempuh pendidikan di jenjang sekolah pertama. Bagiku waktu telah berlalu begitu cepat. Berakhirnya masa SMP bukan bearti berakhirnya masa pendidikan.
Ujian Nasional, banyak orang yang takut mendengar kalimat UN. Tidak halnya dengan aku dan temanku Ahmad. Ya..... Ahmad. Ia temanku satu bangku selama 3 tahun di SMP, entah kenapa aku bisa sekelas dengan si Ahmad.
Banyak orang yang kesal dengan tingkah lakuku, mulai dari sering ngupil sembarang, tidak pernah berhenti ngoceh, dan sifat-sifat aneh lainnya.  Dan, hanya  beberapa orang yang bisa menerimaku apa adanya. Yaitu Gerry, Arif, Fadli, Jibran, Andi, Rafi, dan Ahmad. Menurutku hanya Ahmah satu-satunya orang yang ku anggap berkesan. Setiap hari kulalui dengan senyuman walau sering kali Aku dan Ahmad bertengkar. Karena jika ada satu kata yang kami ucapkan salah, dari perkataan itu bisa menjadi topik perdebatan diantara kami. Namun, hal tersebut tidaklah membuat pertemanan kami menjadi retak. Tidak hanya perdebatan, tawa dan canda justru lebih sering kami alami. Sampai-sampai suara kami terdengar hingga ketelinga guru yang sedang mengajar.
Kami memiliki rumah yang berlawanan arah. Ahmad pulang ke Plaju, sedangkan aku pulang ke arah Kertapati. Sempat juga masalah pembangunan Fly Over Simpang Jakabaring menjadi penyebab perdebatan yang kami alami. Rumah yang berjauhan bukan sebuah halangan kami untuk menjadi sahabat. Jika malam minggu sering Ahmad mengajak aku dan rombonganku menginap dirumahnya.
Bagiku, waktu berjalan terlalu cepat. Aku dan teman-temanku merasa sedih karena Ujian Nasional sudah didepan mata. Kami tidak takut untuk menjalani ujian, tetapi kamih sedih karena berakhirnya masa SMP dapat membuat kami saling menjauh, karena kami memiliki tujuan masuk SMA yang berbeda.
Ujian Nasional telah didepan mata, dan berlalu begitu saja. Semenjak ujian berlalu, hubungan kami mulai merenggang. Teman- Temanku sudah memiliki pilihan. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.  Tidakhalnya denganku yang masih bingun dengan pilihan SMA yang akan aku masuki.
Si Jibran ingin melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren di Bekasi, Gerry ke SMA 1, Arif ke MAN 3, Fadli mau masuk SMA Az-zahra dan Ahmad masuk SMA 8. Aku dan Rafi memiliki jalur masuk yang berbeda dari mereka  ber-5. Karena mereka masuk akan masuk SMA melalui jalur tes. Sedangkan aku dan Rafi memilih masuk jalur PMPA. Rafi memilih SMA 3 karena ia berfikir memiliki peluang untuk diterima. Dan aku memilih SMA 10 karena tidak ada siswa yang memilih jalur PMPA ke SMA 10.

Dengan bangganya aku mengumbar-ngumbar bahwasannya aku masuk SMA lewat jalur pmpa. Pada saat aku menyerahkan berkas, awalnya diterima oleh Bu Maya. Tapi, bu Maya terlihat kebingungan dengan pilihan saya. Ia sedikit tercengan dengan pilihanku yang ingin masuk Smanpoel.
Banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh bu Maya kepadaku dan aku menjawabnya dengan tenanng. Terakhir bu Maya bertanya “Nif..... jawab sekali lagi. Yakin nian dak kau nak masuk SMA 10??”. Dengan semangat aku menjawab “100% yakin Buk......”. lalu bu Maya langsung menyimpan data-data yang telah kuserahkan kepadanya.
Mungkin karena SMP ku adalah sekolah unggulan, jadi banyak SMA Negeri yang memberikan kuota jalur pmpa ke sekolahku. Aku memilih SMA 10 karena tidak ada siswa yang memilih sekolah itu dengan alasan Smanpul  bukanlah sekolah unggulan dan hanya berstatus Negeri Reguler.
Selepas dari sekolah, dirumah aku memberikan kabar tersebut kepada kedua orang tuaku. Wajar jika mereka  sangat bangga dengan hal yang  telah kulakukan tadi. Karena mereka memiliki pendapat yang sama denganku. Bapak dan Ibuku berpendapat jika aku lulus jalur pmpa, maka aku tidak harus susah payah untuk berjualng lagi pada seleksi masuk SMA. Rasanya sangat bangga karena aku telah mengurangi beban orang tuaku.
Ibuku berkata “sukurlah Nif kau pacak masuk jalur pmpa”. Kujawab “emang ngapo mak???”. “jaman sekarang ni lah gilo.. kalo kito dak punyo pegangan, kito dak bakal lulus masuk negeri. Setau ibu, Sma 10 tuh lah lumayan bagus”. 
Dua hari telah berlalu dari penyerahan berkas jalur pmpa. Hari ini adalah hari terakhir penyerahan berkas. Dua hari bagiku adalah masa-masa yang sangat sulit. Banyak teman yang mencemooh pilihanku. Salah satunya Rahmad “Nif.. madakke kau masuk smanpul. Kautuh alumni spensa”. Aku hanya menjawab “dakpapo mad, lagi pulok akukan masuknyo jalur pmpa. Jadi ati aku dak kelah bedebar-debar nungguke pengumuman”. “yosudahlah dakpapo. Tapi smanpultuh sekolah reguler, sekolah biaso, dakdo unggulan, lah mantep nian apo??”.  Mendengar kata-kata itu aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman.
Dari tampang luar memang aku terlihat bahagia dengan pilihanku. Bagus di luar bukan bearti bagus juga yang didalam. Seketika hatiku seraya mengatakan “cabut bae Nif keputusan kau nak masuk smanpul”.  Desakan hati tersebut semakin membesar karena adanya faktor hasutan dari orang-orang yang ada disekelilingku. Dan banyaknya teman-teman yang baik denganku masuk SMA 3 (SMANTA). Sehingga membuat pendirianku goyah. Dan ingin masuk Smanta.
Disetiap sujud aku terus berdoa kepada-Nya “Ya Allah mantapkanlah hati Hanif...” karena hanya Ia lah satu-satunya tempatku memohon pertolongan. Dalam dua hari tersebut, aku kesana kesini mencurahkan isi hati sekaligus minta pendapat. Pak Maryono guru Konselingku menyarankan untuk tetap memilih SMA 10, karena aku sudah bisa dipastikan menjadi siswa disana, sedangkan di Smanta.... aku masih harus berjuang. Tetapi, pendapat Pak Maryono bertolak bekang dengan pendapat sahabatku Rafi. Ia berkata “Jadi... cubo kau pikirke dalem-dalem.... kalo kau sekolah di SMA 10, tapi hati kau dakdo disano... itu percuma bae Nif. Malahan nambahi beban hati kau bae. Jadi lemaklah kau cabut bae pmpa kau. Kau pilihlah SMA yang  memang cocok di hati kau”  .   “baiklah. Pmpa bakal kucabut, terus aku pilih SMANTA. Terus cak mano dengen kau?? Kau lah mantep belom dengen pilihan kau”.....  “ aku jugo nyesel masukke data aku ke Smanta, soalnyo sepupu-sepupu aku tuh  sekolah di jubel galo. Jadi aku bedoa terus supaya dak lulus pmpa smanta”....
Setelah ku Kudapatkan kemantapan hati, aku langsung menghadap bu Maya untuk melapor bahwa aku mengundurkan diri dari pmpa SMA 10. “Nak apo lagi kau nif??” tanya Bu Maya. Dengan semangat aku menjawab. “Bu, aku nak ngambek data aku. Aku nak masuk Smanta, dak jadi aku masuk Smanpul”.   “yosudah..... tunggu yo. Ibu ambek dulu data kau..... soalnyo ibu jugo lesu nak ngantarke berkas ini ke smanpul. Soalnyo Cuma kau sendirian yang daftar ke SMA 10”.
Selepas dari ruangan bu Maya akupun sujud sukur karena apa yang aku harapkan telah diwujudkan-Nya. Air mata haru terus bercururan. Lalu, kutemuilah si Rafi dan kukatakan bahwa aku akan segera menyusulnya masuk Smanta.
Setelah sekian hari berlalu, dan hari ini adalah hari kelulusan masuk SMA jalur pmpa. Kubuka website SMA 3, ternyata.....  sosok teman yang memotivasiku untuk masuk Smanta dinyatakan tidak lulus jalur pmpa. Jujur aku sangat sedih. Tapi, Rafi sangat bahagia karena ia dapat mewujudkan harapannya untuk masuk SMA 17.
Tepat tanaggal 10 Juni 2015, kami mendaftarkan diri ke masing-masing sekolah yang kami tuju. Setelah mengikuti tes akademik. Perasaanku sangat berdebar-debar menunggu hasil seleksi tersebut. Menunggu hari berganti hingga 29 Juni kurasakan seperti menunggu kucing mengeluarkan tanduk.
Tanggal 29 Juni 2015 adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh siswa yang akan masuk SMA Negeri. Kubuka komputerku, kulihat website pendaftaran, kupilih SMA 3, aku terus mencari namaku, ternyata namaku masuk peringkat 90 Besar. Spontan aku teriak, tangisan haru terulang lagi dan kupeluk sang ibu. Ibuku pun ikut terharu, karena hasil perjuanganku selama ini tidaklah sia-sia. Bukan hanya ingin melihat namaku, aku juga mencari nama-nama temanku yang tersebar di website sekolahnya masing-masing. Alhamdulillah...... semua sahabat-sahabatku diterima di sekolah yang sangat mereka tuju.
Sedihnya bukan main, terpisah dari sahabat hal tersulit yang harus aku alami. Ada pepatah “dimana ada pertemuan, pasti ada perpisahan”. Aku berterima kasih yang sangat besar kepada Allah swt. Berkat petunjuknya melalui Rafi, aku diarahkan kesekolah yang tepat untuk diriku. Persahabatan kami ber-7 telah dibatasi jarak. Tetapi itu tidaklah membuat kami menjauh.
Babak baru dimulai. Setelah melalui Masa Orientasi, aku mendapatkan jurusan Sosial. Aku masuk kelas IPS 1. Dalam perjalananku menuju lantai 3, yaitu letak kelasku berada, banyak orang yang menangis karena tidak bisa mendapatkan jurusan Ilmu Alam. Aku  sih tetap bangga walaupun dijuruskan di Ilmu Sosial, dengan demikian aku akan memiliki jiwa sosial yang tinggi kelak nanti. AMIN!!!!.
Pertama kali aku masuk di IPS 1, aku tak menyangka bahwa ada 45 murid dikelas itu, dalam ekspetasiku murid dikelas itu mentok 32 siswa. Belajar duduk dilantai adalah hal yang baru bagiku, karena aku tidak kebagian kursi dikelas itu. Hal ini hanya berlangsung 2 hari, dihari ketiga, jumlah siswa  IPS 1 drastis menurun karena banyak yang pindah ke IPA. Aku mendapatkan tempat duduk ysng paling depan, dan partner dudukku bernama Prabu. Sekitar hari kelima sekolah, aku mendapatkan sahabat baru, awalnya sih... Cuma sksd, tapi si cewek ini lumayan seru. Namanya Sherla. Panggilannya Lalak.
Aku baru tau kalau hari kedua ia berada dikelasku adalah hari ulangtahunnya. Aku diajak Latansa dan Lovia untuk merayakan ulang tahun Lalak dikostan nya Putri. Semakin hari, jalinan persahabatan kami semakin erat. Pasang Surut pertemanan selalu terjadi diantara kami.
Setahun telah berlalu, kami beranjak kekelas 11,  sejauh ini sifat mereka tetap tidak berubah, aku juga sudah memiliki banyak teman. Pasang Surut pertemanan juga tetap terjadi walaupun kami sudah lama berkumpul, perdebatan canda, tawa, tangis, suka, maupun duka telah kami rasakan.

Selain Lalak, Latansa, Dewinta, dan Prabu, sahabatku juga bertambah seirig berjalannya waktu. Syaipan, Alfat, Sari, Faris, Tita, Deventri, dan Yusida.... mereka lah sahabat-sahabat yang aku dapatkan dari Organisasi yang aku cintai. PRASMANTA.... dikelas juga.. teman baikku juga bertambah.......

Kerajaan Sriwijaya, Peninggalan, Budaya, Pemerintahan dan Perkembangan


Ö      Kerajaan Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya) adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti bercahaya dan wijaya berarti kemenangan.

Ö      Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan diantaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.

A.      Historiografi
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal, dan kerajaan besar Nusantara selain Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.

Sriwijaya disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebutnya Shih-li-fo-shih atau San-fo-tsi atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali, kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh. Bangsa Arab menyebutnya Zabaj dan Khmer menyebutnya Malayu. Banyaknya nama merupakan alasan lain mengapa Sriwijaya sangat sulit ditemukan. Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang adanya 3 pulau Sabadeibei yang kemungkinan berkaitan dengan Sriwijaya.

Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera Selatan sekarang). Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi sekarang), dengan catatan Malayu tidak di kawasan tersebut, jika Malayu pada kawasan tersebut, ia cendrung kepada pendapat Moens, yang sebelumnya juga telah berpendapat bahwa letak dari pusat kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan Candi Muara Takus (provinsi Riau sekarang), dengan asumsi petunjuk arah perjalanan dalam catatan I Tsing, serta hal ini dapat juga dikaitkan dengan berita tentang pembangunan candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 kepada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus). Namun yang pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah sekarang).

B.       Pembentukan dan pertumbuhan
Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim, namun kerajaan ini tidak memperluas kekuasaannya di luar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat.

Kekaisaran Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai dengan catatan I Tsing, dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Di abad ke-7 ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Malayu dan Kedah menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya. Berdasarkan prasasti Kota Kapur yang yang berangka tahun 686 ditemukan di pulau Bangka, kemaharajaan ini telah menguasai bagian selatan Sumatera, pulau Bangka dan Belitung, hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa yang tidak berbakti kepada Sriwijaya, peristiwa ini bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara di Jawa Barat dan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah yang kemungkinan besar akibat serangan Sriwijaya. Sriwijaya tumbuh dan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut China Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.

Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya, menjadikan Sriwijaya mengontrol dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Di abad ke-7, Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri imperium Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya di abad yang sama. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Sailendra bermigrasi ke Jawa Tengah dan berkuasa disana. Di abad ini pula, Langkasuka di semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Di masa berikutnya, Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka, juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya.

Setelah Dharmasetu, Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode 792 sampai 835. Tidak seperti Dharmasetu yang ekspansionis, Samaratungga tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih memilih untuk memperkuat penguasaan Sriwijaya di Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun candi Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.

C.      Agama dan Budaya
Sebagai pusat pengajaran Buddha Vajrayana, Sriwijaya menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I-Tsing, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studinya di Universitas Nalanda, India, pada tahun 671 dan 695, serta di abad ke-11, Atisha, seorang sarjana Buddha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet. I-Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.

Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertama oleh budaya Hindu kemudian diikuti pula oleh agama Buddha. Raja-raja Sriwijaya menguasai kepulauan Melayu melalui perdagangan dan penaklukkan dari kurun abad ke-7 hingga abad ke-9, sehingga secara langsung turut serta mengembangkan bahasa Melayu beserta kebudayaannya di Nusantara.

Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama muslim dari Timur Tengah. Sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya.
Ada sumber yang menyebutkan, karena pengaruh orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka raja Sriwijaya yang bernama Sri Indrawarman masuk Islam pada tahun 718. Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijaya adala
h masyarakat sosial yang di dalamnya terdapat masyarakat Budha dan Muslim sekaligus. Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Pada salah satu naskah surat yang ditujukan kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) berisi permintaan agar khalifah sudi mengirimkan dai ke istana Sriwijaya.

D.      Perdagangan
Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas selat Malaka dan selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditi seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di India. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassalnya di seluruh Asia Tenggara.

E.       Masa Keemasan
Kemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim, mengandalkan kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.

Sriwijaya juga disebut berperan dalam menghancurkan kerajaan Medang di Jawa, dalam prasasti Pucangan disebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana Haji Wurawari dari Lwaram yang kemungkinan merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh.

F.            Struktur Pemerintahan
Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadātuan, vanua, samaryyāda, mandala dan bhūmi.

Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang didalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan dan vanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan Sriwijaya.

Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan dalam struktur pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya.



G.      Warisan dan Peninggalan Sejarah
Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya di masa lalu.

Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia. Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan. Bagi penduduk Palembang, keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichai (Sriwijaya) yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.\

1.      Prasassti Kedukan Bukit                          5.  Prasassti Palas Pasemah
 






2.      Prasassti Kota Kapur
 

6.  Prasassti Karang Berahi
 








3.      Prasassti Telaga Batu
 

7.  Candi Muaro jambi
 







4.      Prasassti Talang Tuo
8.  Candi Muaro Takus

 





Dampak Letudan Gunung Api dan Ciri-ciri Gunung Akan Meletus

Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi.
           
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

Ciri-ciri gunung berapi akan meletus

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
·         Suhu di sekitar gunung naik.
·         Mata air menjadi kering
·         Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
·         Tumbuhan di sekitar gunung layu
·         Hewan di sekitar gunung bermigrasi, kelihatan gelisah

Hasil letusan gunung berapi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Ø  Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lainKarbon monoksida (CO), Karbon dioksida(CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.



Ø  Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Ø  Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Ø  Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Ø  Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Dampak Negatif 
1.        Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2.        Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.
3.        Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
4.        Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5.        Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.


Dampak Positif Letusan Gunung Berapi
1.      Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas.
2.      Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
3.      Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
4.      Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
5.      Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
6.      Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.

7.      Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.

Penggunaan Teknologi Pada Siswa SMA dalam Kaitannya Terhadap Perubahan Sosial


A.  Pendahuluan.
Siswa adalah generasi penerus bangsa yang akan meneruskan cita-cita pendiri negara Indonesia. Keberadaan siswa pada era Globalisasi, sangatlah sulit untuk menemukan siswa yang tidak mempunyai gadget/smartphone. Teknologi yang telah  berkembang pesat, telah memberikan berbagai kemudahan untuk kita melakukan pekerjaan. Mulai dari membaca, menulis, hingga berkomunikasi jarak jauh.

B.  Hubungan Penggunaan Teknologi dengan Perubahan Sosial.
Secara umum, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada bidang sosial dan budaya. Gilin dan Gilin menyatakan bahwa perubahan sosial adralah suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun akibat difusi dan penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Adanya variasi cara hidup merupakan perubahn yang banyak ditemukan pada masyarakat, terkhusus pada sisa SMA Negeri 3 Palembang. Variasinya antara lain ialah penggunaan teknologi infocus, laptop dan smarthphone sebagai media belajar. Menggunakan sumber yang beragam sebagai pola baru dalam sistem pendidikan adalah pilihan yang tepat bagi siswa memperluas pengetahuan.
Bukanlah hal yang baru bagi siswa SMA Negeri 3 Palembang dalam pemanfaatan smartphone dilingkungan sekolah. Hal ini disebabkan karena penggunaan smartphone pada masa kini bukamlah suatu tren untuk tampil bermewah-mewahan. Namun, sebagai penunjang dalam proses belajar.
Maraknya penggunaan smartphone dikalangan siswa yang tidak dapat dipungkiri, menyebabkan  penyimpangan dilakukan oleh siswa. Penyimpangan tersebut dapat terlihat dari teguran-teguran dari guru kepada siswa yang menggunakan smartphone untuk keperluan lain pada saat jam belajar (Hanif, 12/10/17).

C.  Dampak Penggunaan Teknologi bagi Siswa
Pemanfaatan teknologi juga menimbulkan interaksi antara sebab dan akibat. Akibat dari penggunaan teknologi pada siswa dapat digolongkan menjadi 2 antara lain :

1)      Dampak Positif.
Dampak-dampak positif yang dapat kita rasakan antara lain : 
Ö Kemudahan Mendapatkan Informasi.
Dengan kemajuan di bidang teknologi, kita dapat mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang tidak terbatas melalui internet yang dapat diakses dimanapun. Yang Anda butuhkan hanyalah sebuah gadget dan paket internet dari provider untuk menikmati fitur-fitur gratis tanpa batas tersebut.

Ö Kemudahan Berkomunikasi dengan Orang yang Jauh.
Kemajuan teknologi pun juga mempermudah seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain yang jaraknya jauh dari kita. Yang dahulunya harus menggunakan surat dan membutuhkan waktu berhari-hari, kini hanya dalam hitungan detik Anda dapat berkomunikasi melalui aplikasi Social Media yang tersedia di dalam Smartphone, seperti Whatsapp, Twitter, BBM, Line, dan lain-lain.

Ö Munculnya Metode Pembelajaran yang baru.
Metode-metode yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat menjadi sesuatu yang mudah dipahami.

2)      Dampak Negatif :
Bukan hanya hal positif yang dapat kita ambil, disamping itu terdapat juga dampak negatif yang dapat kita rasakan. Antara lain :

Ö Merenggangkan Hubungan dengan Orang Tua
Terkadang, perkembangan teknologi juga membawa dampak yang tidak baik seperti dapat merenggangkan hubungan anak dengan orang tua. Banyak hal yang membuat hati anak remaja seolah-olah tidak dapat melepaskan diri dari gadget, sehingga ia menjadi kurang bersosialisasi dengan orangtua nya dan lebih memilih bersenang-senang dengan dunianya sendiri.

Ö Malas Belajar
Ini merupakan dampak negatif yang sangat signifikan terlihat. Seperti pada saat akan ada ulangan, para remaja malah mengabaikan tugas mereka untuk belajar dan lebih memilih untuk bersantai dan bersenang-senang dengan gadget kesayangannya, yang akhirnya akan berdampak pada turunnya prestasi anak tersebu dan kehancuran pada nilaintya.

Ö Kurangnya Peduli terhadap Lingkungan Sekitar.
Terlalu fokus memainkan smartphone juga dapat membuat siswa sukar untuk bersosialisasi dengan temannya, dan lebih mengutamakan kepentingan pribadi tanpa melihat apa yang akan terjadi pada hubungan pertemanan. Kecanduan smartphone juga akan membuat siswa enggan melakukan piket kelas.

Ö Penyalahgunaan Tindak Kriminalitas dan Asusila
Hal ini juga merupakan dampak negatif yang akan terjadi jika siswa tidak dapat mensortir perkembangan teknologi. Banyak siswa yang menjadi korban tindakan kriminal yang hanya dimulai dari berkenalan dengan orang yang tidak dikenal melalui jaringan sosial yang dapat berujung kepada penculikan dan pencurian harta benda. Tindakan asusila seperti pornografi juga menjadi masalah yang cukup sering terjadi di masyarakat kalangan remaja.

D.  Kesimpulan
Penggunaan teknologi pada era Globalisasi adalh hal yang wajar, karena gadget dan smartphone menyebar dengan cepat dikarenakan harganya yang rendah, kalangan mengengahpun dapat memilikinya. Hampir setiap siswa SMA Negeri 3 Palembang mempunyai smartphone, maka penggunaannya bukan hal yang baru dilingkungan SMA Negeri 3 Palembang.
Pada dasarnya, menggunakan smartphone untuk menujang proses belajar adalah hal yang sangat baik, karena dapat membuat pengetahuan menjadi luas. Dampak negatif dari pemanfaan teknologi sebenarnya, dapat kita sadari sendiri. Karena kita sudah mengetahui mana yang baik dan mana yang harus ditinggalkan.

Dengan ilmu agama yang cukup, kita bersama-sama dapat mengantisipasi dampak negatif dari penggunaan teknologi