Looking For Translator?

Kota : Pengertian dan Teori


     Pengertian Kota
Ø  Berdasarkan sudut pandang Fisik-Morgologis :
Morfologi adalah suatu ilmu yang memusatkan pembahasannya pada bentuk. Kaitan kata ini dengan suatu objek maka menjadi suatu disiplin ilmu lain seperti : terkait dengan permukaan bumi. Kota secara morfologi adalah kenampakan fisikal kota, bentuk-bentuk wujud nyata yang ditandai adanya kenampakan internal sesuatu kota (Barlow and Newton, 1971). Terdapat 3 indikator untuk mencermati morfologi kota :
i)                Kekhasan penggunaan lahan
ii)              Kekhasan pola bangunan (tipe-tipe bangunan) dan fungsinya
iii)             Kekhasan Pola jalan dan sirkulasi
Ø  Berdasarkan sudut pandang Sosio-Kultural :
Menurut Bintarto (1977) kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alamni dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialitis dibandingkan dengan daerah belakangnya.

        Proses perkembangan spasial sentrifugal dan sentripetal
Ø  Proses perkembangan sentrifugal merupakan proses bertambhanya ruang perkotaan yang berjalan ke arah luar dari bagian perkotaan yang sudah terbangun mengambil tempat di daerah pinggiran kota.
ü  Adapun dampak yang ditimbulkan dari proses ini yaitu meluasnya wilayah perkotaan
ü  Alih fungsi lahan terbuka menjadi wilayah padat bangunan pada daerah pinggir kota.
ü  Memicu bentrok pada masyarakat yang berada di wilayah pinggir kota terhadap status kependudukan secara administratif.
Ø  Proses perkembangan fisik secara sentripetal merupakan perkembangan suatu penambahan bangunan perkotaan yang terjadi didalam kota. Prose ini terjadi pada lahan kosong yang berada di dalam kota.
ü  Adapun dampak yang ditimbulkan dari proses ini yaitu munculnya permukiman kumuh dan kegiatan ekonomi informal.
ü  Pemadatan bangunan di daerah pusat perkotaan
ü  Dapat mengalihfungsikan lahan terbuka hijau menjadi bangunan.

         Teori Konsentris
ilustrasi teori konsentris 

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh E.W. Burges. Kota yang berpola konsentris berasal dari suatu tempat pengelompokan penduduk yang tiap bagiannya berkembang sedikit demi sedikit ke arah luar. Teori ini membagi daerah perkotaan menjadi 5 golongan wilayah
I)                 
 I)                Pusat Daerah Kegiatan (PDK) disebut juga sebagai Central Business District) wilayah ini merupakan wilayah pusat dengan berbagai macam fasilitas mulai dari gedung pemerintahan, perkantoran, bank, pertokoan besar, dsb.
II)       Wilayah transisi, merupakan wilayah yang ditandai oeh keberadaan industri manufaktur, pabrik, dan pola penggunaan lahan campuran.
III)           Wilayah pemukiman masyarakat yang berpendapatan rendah.
IV)           Wilayah pemukiman masyarakat yang berpenghasilan menengah.
V)             Wilayah pemukiman yang berpenghsilan tinggi.

        Analisis struktur tata ruang kota di Indonesia (dua contoh kota) berdasarkan pendekatan ekologi, ekonomi, dan morfologi.
1)     Kota Jakarta
·       Wilayah Kota Jakarta atau secara luas merupakan satu-satunya kota yang bertaraf provinsi di Indonesia, sekaligus menjadi Ibukota Indonesia.
·       Jakarta memiliki beberapa wilayah penglaju (Commuter) yaitu: Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sehingga dapat disebut sebagai megalopolis Jabodetabek.
·       Perkembangan wilayah Jabodetabek memiliki pola campuran, Sentrifugal bagi wilayah perindustrian dan pemukiman. Namun sentripetal bagi wilayah perbisnisan dan perkantoran
·       Wilayah perkantoran dan bisnis berpusat di kawasan SCBD (Sudirman Central Business District), Mega Kuningan, dan sekitar Jalan Jendral Gatot Subroto.
·       Wilayah perdagangan berpusat di kawasan Tanah Abang, dan Mangga Dua.
·       Wilayah Pemerintahan berpusat di sekitar kawasan Monas (Kecamatan Gambir, dan Menteng).
·       Kawasan pemukiman berpola sentrifugal menuju perbatasan kota hingga kawasan penglaju.
·       Hingga saat ini pembangunan ruang terbuka hijau di wilayah DKI Jakarta masih gencar dilakukan, terutama pada kawasan trotoar dan bantaran kali.
·       Adapaun teori yang mirip dengan pola perkembangan Jakarta antara alain : Konsentris dan Sektoral. Dengan pola perkembangan yang berbentuk setengah melingkar (kipas).

2)     Kota Yogyakarta
·         Kota Yogyakarta memiliki pola perkembangan berbentuk persegi. Kondisi ini tercermin dari struktur Kota Yogyakarta yang mengikuti empat penjuru mata angin dan dibatasi oleh keberadaan ringroad (jalan lingkar).
·         Kawasan Malioboro, Pasar Beringharjo, Keraton, Jalan Senopati merupakan wilayah CDB (Central Business District). Sehingga pusat bisnis, pemerintahan, dan perkantoran berada di seputaran tersebuut.
·         Untuk wilayah pemukiman tersebar pada seluruh penjuru kota.
·         Tidak terdapat teori yang sangat tepat apabila dicocokkan dengan kota ini. Namun memiliki sedikit memiliki kemiripan dengan teori Sektoral.
·         Ruang terbuka hijau Kota Yogyakarta sudah mencapai ambang terendah kriteria kota yang baik (yakni telah mencapai 30% dari keseluruhan wilayah kota).

     Kesesuaian Persebaran Kota di Indonesia Menurut Teori
Setiap wilayah memiliki ciri khasnya masing-masing. Setiap teori yang telah dijelaskan dalam diskusi perkuliahan tidak dapat menjadi acuan yang pasti dalam menentukan bentuk persebaran suatu kota, terutama di Indonesia. Teori-teori persebaran tersebut memiliki kecocokan pada persebaran kota-kota pada negara maju seperti yang ada di Amerika dan Jepang. Terlebih lagi teori tersebut dikemukakan oleh tokoh yang berasal dari negara-negara maju.
Berdasarkan kondisi kota-kota di Indonesia, maka persebaran kota di Indonesia ada yang cocok dengan teori central place oleh Christaller dan ada pula yang cocok dengan teori market areaoleh Losch. Hal ini tergantung dengan kriteria apa yang lebih menonjol dan lebih cenderung ke teori apa karakteristik yang dimiliki oleh kota.
Teori central place menggunakan tiga aspek dalam mengkaji kota, yaitu pasar, akses transportasi, dan pusat pemerintahan. Sementara teori market area menggunakan dua aspek dalam mengkaji kota yaitu luas pasar yang dapat dikuasai dan kompetisi antar tempat.

No comments:

Post a Comment